Skip to main content

Gugup Hasrat Menyentuh Bibirmu

Beropini Tentang Hilangnya Rasa Percaya Terhadap Pemerintah

    Baru - baru ini Indonesia mengalami hal yang sangat membuat masyarakat mengalami kemunduran baik ekonomi, kesejahteraan ataupun kepercayaan terhadap aparat penegak hukum dan pemerintahan. Sekarang Indonesia berhadapan dengan tingginya inflasi ekonomi yang mendesak pemerintah untuk menstabilkan ekonomi bangsa dengan cara menaikkan harga subsidi BBM. Sebagai rakyat yang juga merasakan dampak ekonomi ini, saya sangat kurang setuju dengan keputusan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak tersebut. Coba kita hitung secara bersama - sama. Seperti yang kita ketahui bersama jumlah penduduk di Indonesia ini menurut Badan Pusat Statistik itu sangat banyak jumlahnya, bisa mencapai 100 juta lebih, terutama usia produktif yang mengendarai kendaraan baik itu motor, mobil, angkot dan ataupun kereta api. Memang harga bahan bakar minyak dinaikkan tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar dari angka 1000 hingga 2000 rupiah. Mari kita hitung - hitung dalam waktu satu hari saja, misal ada 100 juta pembeli minyak di seluruh Indonesia. Kita kalikan 2000 maka satu hari Pemerintah mendapatkan uang 200 Milyar rupiah. Lalu kita kalikan 30 hari menjadi 6 Triliun dalam waktu satu bulan saja. Terus harus sampai kapan harga minyak ini naik? 10 tahun? Tolong dipikir lagi. 2000 saja bisa menghasilkan 6 triliun dalam waktu satu bulan, bagaimana kalo 1 tahun? 72 Triliun? Bagaimana kalo 10 tahun? 720 Triliun? Terus bagaimana dengan nasib kami yang bukan pekerja di bawah naungan pemerintah melainkan swasta? Apakah pemberian uang subsidi 600 ribu untuk 3 bulan itu cukup menjamin kesejahteraan kami untuk 10 tahun kedepan? Tidak kan? 720 triliun itu hanya akan dinikmati oleh orang - orang kelas kakap di pemerintahan, yang tunjangan per bulannya minimal 100 juta per bulan. Jadi maaf sekali, kalo mau membuat rakyat susah lebih baik jangan jadi wadah suara rakyat. Coba dipikir lagi, kalo mau menjadi wakil rakyat, harus sanggup menjadi rakyat yang sederhana dan dewan yang sederhana, jangan mentang - mentang hanya berjabat selama 5 tahun, lantas selama 5 tahun itu hanya dimanfaatkan untuk mengembalikan modal kampanye yang habis milyaran itu dan bahkan mendahulukan sanak famili untuk bekerja di bawah naungan pemerintahan. Kalo tak sanggup,  harap mengundurkan diri, jangan tertawa di atas penderitaan rakyat kecil yang selalu disuruh sabar dan sabar menghadapi rezim yang zholim ini. 

    Sekarang terlihat sangat jelas sekali, niat busuk pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak ini karena ingin dompet pejabat itu tebal setebal - tebalnya. Gaya hidup yang glamor dan tingkat kebutuhan yang ingin memiliki barang - barang branded atau bermerek internasional. Harusnya pejabat itu malu semalu-malunya. Coba kita lihat lagi ketika di zaman pak Harto, ada slogan "Cintai produk Indonesia!" Dan semua rakyatnya membeli barang - barang produksi Indonesia dan bahkan produk pada zaman itu dibeli oleh orang luar negeri. Coba kita lihat ketika di zaman Bu Mega. Semua mengkonsumsi "Tahu, Tempe, Telor dan kecap". Sederhana. Tapi sehat. Tingkat kesehatan sehat rakyatnya tinggi. Coba sekarang di era pak Jokowi, banyak sekali rakyatnya terdampak mental disorder. Karena tekanan batin dan stress karena ribut kekurangan uang dan harga barang - barang yang tinggi. Coba kita lihat zaman pak Yudhoyono, tingkat pendidikan diprioritaskan, semua mendapatkan pelajaran yang layak bahkan bantuan uang sekolah bagi siswa yang kurang mampu. Lihatlah mental semangat belajarnya tinggi. Sekarang, pemerintah ingin revolusi mental, apakah revolusi mental ini dengan  cara kurang ajar terhadap gurunya? Revolusi mental yang seperti apa yang ingin diwujudkan? Tolong sekali lagi, jangan berpikir dengan nafsu, tapi berpikir jernih untuk masa depan rakyat yang tertanam hingga puluhan tahun kedepan, jangan hanya melihat kedepan dalam jangka waktu hanya 5 tahun menjabat. Di era pak Jokowi ini, ada kementrian yang memiliki visi misi yang dapat membanggakan Indonesia yaitu Menteri Perindustrian dan Pariwisata yang selalu mencanangkan dan mengedepankan industri kreatif melalui UMKM. Di sini, saya sangat mengapresiasi tinggi kerja nyata mereka. UMKM menjadi maju bahkan bisa diekspor ke tingkat Internasional. Kebanggaan! Bahkan dalam 1 tahun omset mencapai ratusan triliun per tahun. 

    Bagaimana dengan kementerian kesehatan yang mengambil sikap diam melihat rakyatnya banyak yang terserang penyakit? Tolong orang yang bekerja di bidang kesehatan, apakah tunjangan yang diberikan masih kurang? Sehingga tega hati menyuruh orang lain yang katanya berobat tapi penyakitnya tambah parah? Kalian kan belajar bertahun - tahun supaya bisa menyembuhkan orang yang sakit, tapi kenapa sekarang tambah banyak orang berpenyakit bahkan sampai menghembuskan nafas terakhir karena dokternya yang bodoh akibat dari menyogok untuk bisa menjadi dokter. Kalo tidak sanggup menyelamatkan nyawa orang, lebih baik dicabut saja gelar dokternya. Dimana muka para dokter muda yang tidak lulus - lulus tes CPNS? Maaf ngomong, untuk masuk menjadi mahasiswa kedokteran itu, kan dites terlebih dahulu, baik itu IQ, EQ dan SQ nya. Lolos dong jadi mahasiswa kedokteran berarti pinterkan, tidak bodoh. Ups,,, kenapa masih gagal tes CPNS? Oh mungkinkah menyogok supaya bisa diterima masuk menjadi mahasiswa kedokteran? Memang KKN di Indonesia memang sangat kuat. Karena tuntutan harga barang yang tinggi tadi. Orang yang masuk kedokteran, karena tahu KKN tadi, ingin menyogok lagi, mengeluarkan sedikit uang supaya tidak malu bahwa lulusan kedokteran dan ingin mendapat "nama baik" bahwa bisa lolos CPNS. Demi mempertahankan "nama baik". Menurut saya, dokter seperti itu lebih baik "MATI" saja, daripada oranglain yang mati karena berobat sama dokter yang bodoh dan salah. Ingat, jadi dokter itu cita-cita yang mulia, menyelamatkan nyawa, apa salahnya belajar yang benar dari senior? Jangan cuman nyari uang entah itu uang halal haram hantam!

    Aparat penegak hukum yang sebulan belakangan sangat transparan sekali memiliki kesenjangan dan kasta dalam instansi. Mari kita menarik nafas sejenak untuk beropini mengenai aparat penegak hukum yang harusnya menjadi contoh untuk tempat berlindung dan menjadi tempat teraman bagi masyarakat! Sebagai rakyat yang melihat kasus pembunuhan yang korbannya polisi dan tersangkanya polisi juga lalu diproses hukumnya oleh polisi di kantor instansi polisi. Di sini, kegagalan Kapolri terlihat sangat nyata. Tak adanya komunikasi yang sangat intens antar anggota kepolisian. Jenderal bintang 2 yang motif pembunuhannya karena pelecehan seksual. Miris sekali. Sang istri yang tak dapat kepuasan batin dari sang jenderal. Oh Tuhan. Betapa besarnya godaan nafsu setan hingga puncaknya pembunuhan. Astaghfirullahalaziimmmm. Tak hanya pelecehan seksual tapi juga penyimpangan seksual. LGBT. Allahuakbar! Bahkan kelompok LGBT pun bisa lolos menjadi polisi. Meng sedih pemirsa mendapatkan kabar secara tersirat dari instansi kepolisian bahwa di sana ada kelompok LGBT yang bisa lolos jadi polisi. Heuuuhuhuhu.... T_T. Untuk Kapolri semoga semua anggota polisi yang terjangkit LGBT segera diberhentikan dari instansi. Jangan membuat malu Indonesia! Sebagai garda terdepan negara harus bersikap perkasa dan selalu meminta perlindungan Tuhan meskipun polisi merupakan garda terdepan pelindung masyarakat. 

    Maafkan saya jika opini saya terlalu transparan dan berani. Ini hanya opini yang supaya tahu bahwa opini saya butuh didengarkan. Karena saya telah hilang kepercayaan terhadap Pemerintah... T_T

    

Comments

Sponsor